Amalan Sunnah dan Tata Cara Shalat Idul Fitri

Amalan Sunnah dan Tata Cara Shalat Ied

Ketika gema takbir berkumandang di seluruh masjid, menandakan telah tiba hari Raya Idul Fitri, kita semua bersiap menyucikan diri kembali ke fitri seperti bayi baru lahir kembali. Adapun di Hari Raya Idul Fitri, dilakukan pelaksanaan Shalat Ied yang digelar di masjid – masjid besar atau  pun di lapangan terbuka. 

Shalat Ied termasuk dalam ibadah sunnah muakad. Artinya, ini merupakan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Shalat Ied dijalankan setahun dua kali, yaitu pada saat hari raya Idul Fitri dan saat Idul Adha. 

Daftar Isi

Ketentuan Shalat Ied 
Persiapan Shalat Idul Fitri
1. Mandi dan Menyucikan Diri
2. Memakai Pakaian Terbaik
3. Makan
4. Berjalan kaki dan menempuh jalan yang berlainan
5. Bertakbir

Tata Cara Shalat Ied
1. Niat Shalat Ied
2. Takbiratul Ihram Dilanjut dengan Membaca Doa Iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Rakaat Kedua
5. Sunah Setelah Selesai shalat

Ketentuan Shalat Ied 
Shalat Ied adalah ibadah shalat sunnah yang dilakukan setiap Idul Fitri dan Idul Adha. Shalat Ied sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya. Pada dasarnya, tidak ada yang berbeda dari rukun shalat lima waktu, termasuk hal-hal yang membatalkan wudhu. Namun, sebelum itu, ada ketentuan hal yang harus diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sah dan diterima.

Berikut ini ada beberapa ketentuan shalat ied yang membedakannya dengan shalat sunnah atau shalat fardhu lainnya:

Shalat Ied terdiri atas 2 rakaat, dengan jumlah takbir shalat Idul Fitri sebanyak 7 kali di rakaat pertama dan 5 di rakaat kedua. 
Terdapat khutbah setelah menunaikan shalat
Waktu shalat Idul Fitri dilakukan sejak matahari terbit, sebelum waktu Dzuhur
Disunnahkan memperlambat kehadiran, untuk memberi kesempatan umat membayar zakat
Bisa dilakukan secara munfarid atau secara sendiri-sendiri, apabila tidak bisa pergi ke lokasi shalat Id berjamaah.
Persiapan Shalat Idul Fitri
Sebelum melaksanakan shalat Ied ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan. Simak penjelasan berikut ini

1. Mandi dan Menyucikan Diri
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liyaumi ‘iidil fithri sunnatan lillaati ta’aala.
Artinya: "Sengaja saya mandi pada hari Raya Idul Fitri sunnah karena Allah Taala.

Sebelum melaksanakan Shalat Ied hendaknya mandi dan menyucikan diri terlebih dahulu. Jangan lupa untuk berwudhu sebelum berangkat menuju tempat shalat. Terkadang seseorang lupa untuk mengambil wudhu terutama wanita yang memakai make-up setelah mandi. Jangan lupa bahwa wudhu adalah salah satu syarat sahnya shalat.

2. Memakai Pakaian Terbaik
Saat hendak melaksanakan Shalat Ied, sebaiknya kita menghias diri dan memakai pakaian terbaik. Pria juga dianjurkan untuk memakai wangi-wangian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim bahwa “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika Shalat Idul Fithri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik”.

3. Makan
Sebelum melaksanakan Shalat Ied, dianjurkan untuk makan di pagi hari dan hal inilah yang membedakan Shalat Idul Fitri dengan Shalat Idul Adha di mana saat sebelum Shalat Idul Adha kita tidak dianjurkan untuk makan. Hal ini dimaksudkan bahwa pada hari Raya Idul Fitri umat Islam tidak lagi melakukan ibadah puasa seperti sebelumnya pada bulan Ramadhan.

Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ

“Rasulullah ﷺ   biasa berangkat Shalat Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Shalat Ied baru beliau menyantap hasil Qurbannya.”

4. Berjalan kaki dan menempuh jalan yang berlainan
Yang dimaksud dengan menempuh jalan yang berlainan adalah saat pergi dan pulang shalat Idul Fitri hendaknya kita melewati jalan yang berbeda hal ini dimaksudkan supaya saat pergi maupun pulang kita lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang juga melaksanakan shalat ied dan saling bersilaturahmi. Pergi menuju tempat shalat ied juga dianjurkan untuk berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan kecuali jika ada halangan atau hajat. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh ibnu Jabir:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.”

Dan juga hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar: 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki”.

5. Bertakbir
Saat sebelum melaksanakan shalat ied sebaiknya kita melantunkan kalimat takbir kepada Allah SWT sebagai tanda bahwa kita gembira menyambut Hari Raya Idul Fitri. Kalimat takbir tersebut adalah sebagai berikut :

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

“Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahi ilhamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya”

Tata Cara Shalat Ied
1. Niat Shalat Ied
Diawali dengan niat yang berbunyi,

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini ma’mûman (jika jadi imam pakai “imaman”) lillâhi ta’âlâ 

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala”.

2. Takbiratul Ihram Dilanjut dengan Membaca Doa Iftitah
Disunnahkan untuk bertakbir hingga 7 kali untuk rakaat pertama, di sela-sela takbir dianjurkan untuk membaca

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allahu akbar kabiiroo walhamdulillahi katsiroo, wa subhanallahi bukrata wiashiilaa.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha suci Allah, baik waktu pagi dan petang”.

Atau juga dapat membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar”.

3. Membaca surat Al Fatihah
Setelah selesai membaca Al Fatihah dianjurkan untuk membaca Surat Al A’la. Lalu rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud. Kemudian berdiri sempurna untuk memulai rakaat kedua.

4. Rakaat Kedua
Posisi ini hampir sama dengan yang dilakukan di rakaat pertama. Disunahkan untuk melafalkan dan mengangkat tangan sebanyak lima kali. Sama seperti sebelumnya, di sela-sela takbir lafalkan doa yang sudah disebutkan sebelumnya.

Kemudian membaca surah Al Fatihah, lalu dianjurkan untuk membaca surah al-Ghasyiyah. Lanjut rukuk, sujud, dan diakhiri dengan salam.

Takbir yang dilakukan berturut-turut di setiap rakaatnya tidak bersifat wajib. Apabila jumlahnya kurang tepat atau terlewat, tidak menggugurkan salat id.

5. Sunah Setelah Selesai shalat
Setelah shalat diakhiri dengan salam, jamaah disarankan untuk mendengarkan khutbah Idul Fitri hingga selesai. Kecuali, jamaah yang menunaikan shalat ied di rumah. Khutbah terdiri atas 2 bagian. Namun di lain sumber menyatakan, khotbah dilakukan hanya 1 kali, dan tidak dimulai dengan takbir melainkan dengan mengucap ‘Alhamdulillah’.

Post a Comment

0 Comments