Pendidikan Pesantren dan Pendidikan Umum
Manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat, pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai “sunnatullah”.
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani juga harus berlangsung secara bertahap. Optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Namun banyak sekali kita temukan keragaman atau perbedaan format dan konsep pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam yaitu Sekolah Umum Berbasis dipesantren yang kami terapkan di SMP IT Qolsaba, Menyatukan Ilmu Agama (Salafi Pesantren) dan Ilmu Umum (Kurikulum Nasional)
Pada dua lembaga pendidikan yang berbeda ini tentunya mempunyai konsep yang berbeda juga dalam memberikan ilmu-ilmu pengetahuan tentang islam.
Di Pesantren, penerapan ilmu-ilmu agama menjadi faktor sentral daripada pengetahuan umum, namun pengetahuan umum juga sebagai pondasi para santri untuk menghadapi krisis global yang kita hadapi saat ini .
Berbeda dengan pendidikan agama yang diterapkan di sekolah-sekolah umum Negeri yang ada pada saat ini, hampir 99 % penerapan ilmu pengetahuan umum yang ditangguhkan. Dalam hal ini tentunya kualitas yang dihasilkan antara dua lembaga ini sangatlah berbeda.
Agama merupakan sumber moral. Manusia sangatlah memerlukan akhlaq atau moral, karena moral sangatlah penting dalam kehidupan. Moral adalah mustika hidup yang membedakan manusia dari hewan. Manusia tanpa moral pada hakekatnya adalah binatang dan manusia yang membinatang ini sangatlah berbahaya, ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas sendiri. Tanpa moral kehidupan akan kacau balau, tidak saja kehidupan perseorangan tetapi juga kehidupan masyarakat dan negara, sebab soal baik buruk atau halal haram tidak lagi dipedulikan orang. Dan kalau halal haram tidak lagi dihiraukan. Ini namanya sudah maehiavellisme. Machiavellisme adalah doktrin machiavelli “tujuan menghalalkan cara kalau betul ini yang terjadi, biasa saja kemudian bangsa dan negara hancur binasa.
Ahmad Syauqi, 1868 – 1932 seorang penyair Arab mengatakan “bahwa keberadaan suatu bangsa ditentukan oleh akhlak, jika akhlak telah lenyap, akan lenyap pulalah bangsa itu”.
0 Comments